DESA TIRTAWANGUNAN

SEJARAH DESA TIRTAWANGUNAN

214 0

Desa Tirtawangunan terletak di Kecamatan Sindangagung Kabupaten Kuningan dengan luas wiayah 8.302 Ha , jumlah Penduduk 1.897 jiwa, terdiri dari peremuan 907 jiwa, dan laki- laki  990 jiwa,berada pada ketinggian +1400 m diatas permukaan air laut dengan Titik Koordinat 66 ®- 58®- 22® Lintang selatan, 108®-32®- 23® Lintang Utara.

Dengan batas-batas:

  • Sebelah Barat Desa Babakanreuma
  • Sebelah Timur Desa Kertayasa
  • Sebelah Utara Desa Dukuhlor
  • SebelahSelatan Desa Kertawangunan

Masyarakat Desa Tirtawangunan hampir+ 60 % Urbanisasi ke kota,  terutama kaula Mudanya dengan mata pencaharian pedagang makanan olahan dan siap saji , yang tersebar di kota Jakarta,  terkenal dengan BRI (BUBUR – ROKO – INDOMIE) Jogjakarta,Semarang, Salatiga dan Solo, kalau di Jakarta terkenal dengan Warung BURJO ( BUBUR KACANG IJO ) ±35 % petani, ±5 % pegawai swasta dan PNS.

Menurut cerita Tokoh masyarakat dan sesepuh masyarakat Desa Tirtawangunan,pada zaman dahulu kira –kira tahun 706 masehi, pada masa Pemerintahan Adipati Kuningan terdapat sebuah wilayah yang sekarang di namakan Desa,yaitu Desa Kertawangunandan diantara wilayah Desa Tersebut ada  sebuah Dusun atau Kampung Koki sekarang  Desa Babakanreuma yang di pimpin oleh Datuk Parenca,seiring perkembangangan zaman tanpa diketahui tahun yang pasti kemudian mengembangkan diri menjadi Desa Koki atau sekarang Desa Babakanreuma, di desa koki terdapat beberapa Dusun atau Kampung diantaranya yaitu kampung Tirta dan kampung Dukuh. Kampung Tirta merupakan sebuah kampung yang kaya akan sumber mata air dan di lewati aliran sungai yang cukup besar yang mengairi persawahan diwilayah tersebut, konon ada tujuh sumur yang airnya dimanfaatkan seluruh kampung Tirta diantaranya :

  1. SUMUR CIGANYONG
  2. SUMUR CIKOPO
  3. SUMUR CIKAWUNG
  4. SUMUR CIJERUK
  5. SUMUR CIKANANGA
  6. SUMUR CIKEUYEUP
  7. SUMUR CILEDUG

 

Konon menurut cerita yang beredar di masyarakat secara  turun-temurun dan dari penuturan tokoh masyarakat , tanpa diketahui kepastian sejarah serta Tahun yang pasti,di Kampung Tirta hiduplah sebuah keluarga yang dikaruniai seorang putri yang cantik jelita, kalau menurut pribahasa  bahasa sunda di tilik ti gigir lenggik, di sawang ti tukang lenjang,di tetep ti harep sieup ,  kulitnya halus matak tisoledat kutu tijalikeuh tuma,warna kulitnahejo carulang, rambutna galing muntang, taarna teja mentrangan,halisna ngajeler paeh,pangambug kuwung-kuwungan, damisna ngadaun sereh , lambeyna jeruk sapasi,angketna endog sapotong,cangkeng lenggik nanding papanting, imbit ngarupa  biola, pingpingna lir pingping simeut, bitisna jaksi sajantung,ramona mucuk eurih, singkat cerita bak seorang bidadari yang turun dari kahiangan(geulis kawanti-wanti endah kabina-bina)dan putri tersebut bernama Nyimas Andayasari.

Kecantikan Nyimas Andayasari menjadi buah bibir seantero penjuru tatar cirebon, Kaceluk ka awun-awun, kakoncara kanjanapria,ngajamparing angin-angin (bahasa sunda) sehingga  kabar tentang kecantikanya sampai terdengar oleh Syeh Embah Dako dari Lengkong, bahkan sampai  terdengar ke kasunanan Cirebon. Ternyata tersiarnya kabar tentang kecantikan Nyimas Andayasari menarik perhatian Syeh Embah Dako dari Lengkong dan Sunan Cirebon, akhirnya keduanya ingin meminang Nyimas Andayasari untuk di jadikan istri.

Menurut cerita sunan Cirebon mengirim utusan ke kampung Tirta untuk menemui kedua Orang tua Nyimas Andayasari untuk mengirimkan pinangan, dan ternyata kedatangan utusan dari Cirebon untuk  meminang Nyimas Andayasari telah terdahului oleh Syeh Embah Dako dari Lengkong, karena jarak wilayah Lengkong ke kampung Tirta jauh lebih dekat bila dibandingkan jarak kampung Tirta  ke Cirebon dan kedatangan syeh Mbah  dako , di kampung Tirta sampai sekarang di buktikan dengan adaya petilasannya.

Kedua orang tua Nyimas andayasari merasa bingung, siapa yang  harus di terima pinangannya, untuk di jadikkan menantu, dan menurut cerita akhirnya orang tua Nyi mas Andayasari  memilih pinangan dari syeh Mbah dako, karena beliau datang lebih dulu dan langsung  mbah dako sendiri  yang datang, dan domisilinyapun  lebih dekat dari kampung Tirta, agar tidak mengecewakan kepada  sunan cirebon dan membuatnya marah, maka kedua orang tua Nyimas Andayasari menghadap langsung kepada sunan Cirebon, orangtua Nyimas Andayasari melaporkan kepada sunan Cirebon “ bahwa  Nyimas Andayasari telah tiada meninggal mendadak“.

Mendengar kabar tersebut membuat sang sunan terkejut, dan akhirnya sang sunan menyatakan turut bela sungkawa atas meninggalnya Nyimas Andayasari , dan untuk tidak melupakan Nyimas Andayasari dan kampung tirta maka beliau memberikan cinderamata kepada orang tua Nyimas Andayasari untuk disimpan dan di tanam dekat kuburan Nyimas Andayasari yaitu :

  1. Duabuah Patung (Arca)
  2. Dua Buah Pohon Melinjo (Tangkil)
  3. Duahbuah Pohon Nagasari (tangkal sari) lebih populer di masyarakat.

 

Setelah mendapat cindramata akhirnya kedua orang tua Nyimas Andayasari berpamitan pulang, sesampainya di kampung Tirta ternyata Nyimas Andayasari betul meninggal dunia dan di kuburkan di makam saungan di komplek pemakaman umum Desa Tirtawangunan sekarang, di mana disitu terdapat pohon melinjo dan nagasari (tangkal sari) dan nama kampung Tirta di ambil berdasarkan potensi  alamnya yang kaya sumber air. Itulah sekilas cerita yang beredar di masyarakat Desa Tirtawangunan.

Menurut penuturan tokoh masyarakat Desa Tirtawangunan, untuk mengembangkan Kampung Tirta pada tahun 1943 ada 3 orang tokoh masyarakat yakni :

  1. Bapak Kerta Waria (Alm)
  2. Bapak Asta Sarun (Alm)
  3. Bapak Kerta Timu (Alm)

Mengambil inisiatif Kampung Tirta untuk menjalankan pemerintahan sendiri dan mengajukan permohonan kepada Pemerintah Kabupaten  Kuningan melalui Kecamatan Garawangi agar kampung Tirta bisa dimekarkan menjadi Desa dan akhirnya atas kegigihan ketiga tokoh tersebut pada tahun 1945 tanpa diketahui bulan dan tanggalnya,Kampung Tirta resmi memekarkan dari Desa Koki/sekarang Desa Babakanreuma, dan untukmeningkatkan semangat dalam membangun di Kampung Tirta, para tokoh menamakan  Desa Tirtawangunan, bila diartikan air membangun, atau membangun dengan air.              

 

Desa Tirtawangunan dipimpin dari masa ke masa oleh :

  1. Pucuk pimpinan ke-1 BapakKuwu WinataDarsa (Tahun  1945-1959) dari Dusun Pahing
  2. Pucuk pimpinan ke-2Bapak Kuwu Suwita Wijaya (Tahun1960- 1966) dari Dusun Manis
  3. Pucuk pimpinan ke-3Bapak Kuwu Ero Tirta Saputra (Tahun 1967-1973) dari Dusun Manis
  4. Pucuk pimpinan ke-4Bapak Kuwu Adun (Tahu1974-1998) dari Dusun Pahing
  5. Pucuk pimpinan ke-5 Bapak Kuwu Edi Sutardi (Tahun 2001-2008) dari Dusun Manis
  6. Pucuk pimpinan ke-6 Bapak Kuwu Rasma (Tahun 2009-2015) dari Dusun Manis
  7. Pucuk pimpinan ke-7 Bapak Kuwu Aan Nasrudin (Tahun 2015-2021) dari Dusun Pahing

 

Menurut pengamatan Kuwu Ke-7 Bapak Aan Nasrudin Desa Tirtawangunan mempunyai sejarah yang luar biasa untuk kemajuan mental spiritual serta perekonomian masyarakat Desa Tirtawangunan.

Untuk kemajuan mental spiritual warga Desa Tirtawangunan dicintai oleh seorang Sunan yang mana itu keturunan waliyullah Syeh Syarif Hidayatullah yang lebih populer dengan sebuta  Sunan Gunungjati, pemuka Agama Islam di Pulau jawa, dan Syeh Mbah Dako yang juga seorang Ulama besar di Tatar Kuningan, maka dari itu Desa Tirtawangunan harus menjadi Desa yang Agamis, Untuk perkembangan perekonomian banyak aspek yang dapat dilihat, diresapi,di teliti,digali, dimunculkan dan di kembangkanserta diwujudkan agar berbuah karya nyata.

Didalam sejarah diceritakan bahwa Sunan Cirebon memberikan cindera mata berupa :

  1. 2 Buah Arca Atau Patung
  2. 2 Buah Pohon Melinjo
  3. 2 Buah Pohon Nagasari ( Tangkal Sari )

Menurut penapsiran versi Kuwu Desa Tirtawangunan yang ke-7 Bapak Aan Nasrudin,mengenai cerita Nyimas Andayasari :

  • Pemberian 2 Buah Patung

Jikalau orang Tirta baik laki-laki maupun perempuan apalagi suami istri tidak tinggal diam sepeti patung , mau KENCANA ( EMAS ) maka harus Berbuat KENCANA ( K = Kreatif dalam berkarya), ( E = edukatif selalu /selalu mau belajar ), ( N = Nyata dalam bekerja/ tidak NATO = Not Action Talk Only), ( C = Cerdas dalam berpikir ), ( A = Aman dalam Suasana ), ( N = Nyaman dalam Bermasyarakat ), ( A= Agamis sebagai sandaran vertikal spiritual /berdo’a ) atau Dzikir,Pikir, Ikhtiar, karena seorang sunan / raja pasti ketika memberikan sesuatu ,mempunyai maksud dan tujuan untuk kemaslahatan.

 

  • Pemberian 2 Buah Pohon Melinjo,

Saat ini banyak para medis mengatakan melinjo dapat menyebabkan tingginya kadar asam urat dalam darah, tapi tuhan /Allah SWT tidak mungkin memberikan sesuatu yang merugikan mahluknya, dibalik segi negatip pasti ada sisi positifnya, dan ternyata didalam buah melinjo,bilamana dikonsumsi dalam batas anjuran / tidak berlebihan mempunyai manfaat bagi Kesehatan manusia. Diantara  10 manfaat bagi kesehatan manusia :

  1. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
  2. Mencegah Penuaan Dini
  3. Bahan alami untuk Hipertensi /Penyakit Tekanan Darah Tinggi
  4. Memperkuat Daya Ingat
  5. Menjadi Bahan Pengawet Alami
  6. Meningkatkan Stamina
  7. Melancarkan Urine
  8. Mencegah Anemia
  9. Mengobati Luka
  10. Mencegah Penyakit Jantung

 

  • Pemberian 2 Buah Pohon Nagasari

Pohon Nagasari merupakan pohon langka yang mempunyai multi Khasiat dan tidak bisa tumbuh disembarang tempat. Di antara manfaat pohon Nagasari adalah untuk Obat Demam dan Bijinya untuk Obat Penyakit Kulit.

 

Kalau dilihat dari potensi Sumber Daya Alamnya,sesuai Namanya Tirta yang berarti Air : Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi mahluk hidup di Dunia,= bahkan Tubuh manusiapun 70 % terdiri dari air,jadi air mempunyai peran sangat penting bagi kehidupan,melimpahnya Air di Desa Tirtawangunan dapat dimanfaatkan bagi perikanan, dan kolampun di Desa Tirtawangunan banyak masyarakat yang memilikinya,namun belum di manfaatkan secara optimal, tinggal meningkatkan pola fikir masyarakantnya. Dengan mengupayakan Panca Usaha Budi Daya  Ikan yaitu :

  1. Mengolah kolam denganbaik
  2. Mengatur air dengan benar
  3. Memilih benih ikan yang unggul
  4. Memberi pakan dengan teratur
  5. Memanen Ikan dengan benar

 

Aliran air yang memasok lahan pertanianpun secara Irigasi di Desa Tirtawangunan cukup bagus,maka sangat potensial sekali bila Desa Tirtawangunan mengembangkan sektor pertanian,dan untuk meningkatkan hasil dari sektor pertanian.

Tag : sejarah desa tirtawangunan profil desa
Bagikan:

0 Komentar

Kategori

Statistik Pengunjung

Online 16
Hari ini 21
Kemarin 13
Bulan ini 248
Tahun ini 1441
Total 7634
PEMERINTAH DESA TIRTAWANGUNAN

JALAN : EMBAH LENGKONG NO:114 DUDSUN MANIS DESA TIRTAWANGUNAN KEC.SINDANGAGUNG KAB.KUNINGAN JAWA BARAT (45573)

[email protected]

Ikuti Kami
Kategori Berita
Link Terkait

© Pemerintah Desa Tirtawangunan. All Rights Reserved. Powered by easydes.id

Design by HTML Codex

Hubungi kami